Selasa, 16 Juni 2009

Etika Keseharian Orang Jepang

Minna san genki desu ka??
Hari ini aku lagi demen nyeritain tentang etika keseharian orang Jepang yang membuat kita selalu tertarik untuk menelusurinya lebih lanjut (cieee...ntah apa maksudnya hehehe)
Sebenarnya sih karena aku suka aja untuk tahu mengenai kebiasaan ini makanya mau sharing juga ma teman2 lain…but lumayan juga kan jadi nambah ilmu. Siapa tahu kedepannya kita dihadapkan pada situasi ini ^_^

Etika di Rumah Jepang

Ketika masuk rumah di Jepang, kamu harus membuka sepatu di pintu depan dan menggantinya dengan sandal yang disediakan oleh tuan rumah. Sandal ini bisa kamu gunakan untuk berkeliling rumah kecuali diruang tatami, atau ruang makan, ruang keluarga, ruang tamu, dsb dimana kamu harus melepaskan sandal tadi dan berjalan dengan atau tanpa kaus kaki. Dan jika kamu ingin ke toilet, lepaskan sandal mu dan ganti dengan sandal khusus toilet yang juga sudah disediakan.

Teknik Duduk

Banyak orang barat yang tidak terbiasa duduk di lantai; jadi bisa dibayangkan kan bagaimana susahnya mereka jika harus duduk dan makan dekat lantai. Ada teknik duduk yang biasa digunakan untuk wanita dan pria, secara formal disebut Seiza. Seiza ini duduk yang bisa buat telapak kaki pegel (susah banget gambarinnya hehehe)
Kalau duduk dalam situasi yang nonformal, untuk laki-laki biasanya menggunakan posisi kaki menyilang sedangkan untuk wanita biasanya menggunakan posisi kedua kakinya disalah satu sisi badan....alias bersimpuh (tau gak, untuk mendapatkan kosakata ‘bersimpuh’ butuh 30 menit bo’ :P).

Aturan Duduk

Tamu yang paling penting akan duduk di tempat kehormatan (kamiza) yang letaknya biasanya paling jauh dari pintu. Sedangkan pemilik rumah atau orang yang tidak begitu penting, duduk di dekat pintu (shimoza). Tentu saja banyak factor lain yang menentukan posisi duduk seseorang.
Yang paling kelihatan kalau kita makan di rumah makan Jepang yang melingkar itu tuh (Seperti rumah makan sushi)...nah...posisi dari orang yang paling penting sampai yang kagak penting juga bisa dilihat disana.

Etika Makan Orang Jepang

Makan di tempat yang memiliki budaya yang berbeda dari kita sangat penting untuk diketahui dan diikuti. Berikut ini adalah aturan dasar dari etika makan orang Jepang yang akan sangat menolongmu ketika kamu makan dirumah orang Jepang.

Meja dan Cara Duduk

Di Jepang, beberapa restoran dan rumah pribadi dilengkapi dengan meja makan rendah. Tentu saja sangat berbeda dengan gaya barat karena di jepang, duduk di lantai dengan kaki disilangkan (untuk laki-laki) dan bersimpuh (untuk perempuan) adalah hal biasa. Ini kayaknya udah dijelasin sebelumnya ya.

Itadakimasu dan Gochisosama

Di Jepang, kamu harus mengucapkan “itadakimasu” (yang artinya “aku sangat bersyukur atas makanan ini”) sebelum memulai makan, dan mengucapkan “goschisosama(deshita)” (“terima kasih atas makanannya”) setelah selesai makan.

Hidangan Pribadi dan Umum

Suatu hal yang biasa bagi kita jika ada hidangan dibagi dalam beberapa piring untuk bisa dimakan bersama (hidangan umum). Kalau etika orang barat tuh, satu hidangan untuk satu orang, berbeda dengan kita di asia. Apalagi Jepang, jika kamu dihidangkan makanan umum, maka kamu harus memindahkan sebagian makanan kedalam piringmu sendiri, tentu saja menggunakan sisi sumpit yang lain (jika kamu sudah menggunakannya) atau bisa juga menggunakan sumpit yang disediakan untuk itu.

Beberapa Kebiasaan yang harus diketahui saat berada di Meja Makan:
* Menggosok hidung didepan publik, apalagi saat makan, adalah kebiasaan yang tidak baik.
*Jika makan harus menghabiskan makanan sampai ke butir terakhir.
* Membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan toilet pastinya bukan hal sopan di budaya manapun.
* Tidak seperti di kawasan asia timur lainnya, buang angin dianggap tidak sopan di jepang.
* Selesai makan, letakkanlah semua peralatan makanmu seperti sebelum kamu makan. Termasuk meletakkan kembali sumpit ke tempat sumpit atau kertas tempat sumpitmu tadi (jika tersedia).

Menarik ya...ternyata di negara manapun bahkan untuk hal-hal kecil pun memang ada manner nya masing-masing. Di Indonesia pastilah ada juga, yang jelas...dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Ya gak?? ^_^

Semoga aku bisa "nginjak" Jepang liburan semester ini...Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar